Ayah Nia Marlinda, Muhammad Sukarmin tidak bisa tidur selama seminggu sebelum gempa magnitudo (M) 7,8 mengguncang Turki. Nia Marlinda adalah warga negara Indonesia (WNI) asal Bali yang menjadi salah satu korban tewas dalam gempa dahsyat tersebut.
"Memang saya merasakan akhir-akhir itu saya susah tidur. Ada apa, kok saya tidak bisa tidur? Sampai sengaja saya mandi tengah malam apa saya belum mandi. Mandilah saya tengah malam," tutur Sukarmin saat ditemui detikBali di kediamannya di Denpasar, Bali, Kamis (9/2/2023).
Pria asal Lombok itu mengaku sudah lama tidak bertemu Nia Marlinda. Momen terakhir bertemu putrinya sesaat sebelum Nia menikah pada 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir dia bikin surat (untuk nikah). Ya selama nikah itu (tidak bertemu)," terang Sukarmin.
Sukarmin juga belum pernah bertemu dengan cucunya yang baru berumur satu tahun, Barkay Azka. Cucu Sukarmin atau anak dari Nia juga turut menjadi korban tewas akibat gempa Turki.
"Belum ketemu, ketemunya di video call. Terakhir baru-baru ini, seminggu sebelum akan terjadi (gempa). Sering ngobrol-ngobrol," ungkap Sukarmin.
Menurut rencana, jenazah Nia Marlinda akan dimakamkan di Turki selepas salat ashar waktu setempat hari ini (9/2/2023). Jenazah Nia yang ditemukan di bawah reruntuhan tidak dipulangkan ke Indonesia karena kondisinya tidak memungkinkan.
Diberitakan sebelumnya, Nia Marlinda menjadi salah satu korban gempa Turki yang terjadi pada Senin (6/2/2023) lalu. Perempuan 30 tahun tersebut meninggal dunia bersama dengan anaknya yang baru berusia satu tahun, Barkay Azka, dan sang suami yang merupakan warga asli Turki Yasin Calisir.
Dilansir dari detikNews pada Kamis (9/2/2023), total korban meninggal gempa Turki dan Suriah terkonfirmasi sudah mencapai 15.383 orang. Para pejabat dan petugas medis mengatakan, 12.391 orang tewas di Turki dan 2.992 di Suriah.
(iws/gsp)