Bani Israil merupakan salah satu kaum yang hidup pada zaman Nabi Musa AS. Ada suatu kisah dari Bani Israil yang banyak bertanya mengenai seekor sapi yang disembelih pada zaman tersebut.
Cerita mengenai Bani Israil yang banyak bertanya kepada Nabi Musa AS diceritakan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Qashashul Anbiya.
Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Ibnu Abbas, Ubaidah As-Salmani, Abu Aliyah, Mujahid, As-Suddi, dan sejumlah kalangan salaf lainnya mengatakan bahwa kisah ini dimulai dari seorang kaya raya di kalangan Bani Israil.
Orang Bani Israil yang kaya raya tersebut sudah tua renta dan memiliki banyak keponakan. Bukannya mengharap hidupnya yang panjang, keponakan-keponakan ini justru mengharap kematiannya segera mungkin.
Hingga pada suatu saat salah satu keponakan orang kaya tadi membunuhnya dan membuang mayatnya di persimpangan jalan. Sumber lain mengatakan mayat itu dibuang di rumah salah seorang keponakan yang lain.
Melihat pamannya mati, keponakan-keponakan itu malah bertikai satu sama lain. Hingga salah seorang dari mereka memberi saran untuk mengadukan perkara ini kepada Nabi Allah SWT, Nabi Musa AS.
Nabi Musa AS berkata kepada mereka, "Atas nama Allah, aku menyumpah seseorang yang mengetahui perihal korban ini, untuk aku tanyai." Namun, tak seorang pun dari mereka mengaku atau mengetahui.
Kemudian Bani Israil itu meminta Nabi Musa AS untuk menanyakan hal ini kepada Allah SWT. Nabi Musa AS pun menuruti permintaan mereka dan bertanya kepada Allah SWT.
Allah SWT kemudian memerintahkan Bani Israil itu untuk menyembelih seekor sapi betina. Mereka bertanya, "Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?" Maksudnya, mereka menanyakan perihal kematian pamannya, namun kenapa malah diperintahkan untuk menyembelih sapi?
Nabi Musa menjawab, "Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang bodoh," yaitu beliau berlindung kepada Allah untuk mengatakan selain yang diwahyukan kepadanya.
Bukannya melaksanakan perintah tersebut, mereka malah menanyakan hal-hal yang tidak penting yang memberatkan mereka.
Mereka kemudian bertanya seperti apa ciri-ciri sapi betina tersebut, apa warnanya, berapa usianya, hingga sampai tahap di mana sapi betina yang jarang ada disampaikan sebagai jawabannya.
Mereka diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih sapi betina yang berwarna kuning tua sedikit kemerahan, yang menyenangkan bagi orang-orang yang memandang. Jawaban ini pun belum membuat mereka berhenti bertanya.
Mereka bertanya lagi, "Mohonkanlah kepada Rabbmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu. (Karena) sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk."
Nabi Musa AS menjawab, "Dia (Allah) berfirman, (sapi) itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang."
Sapi betina dengan ciri-ciri tersebut sangat sulit untuk dicari bahkan mereka hampir tidak bisa menemukannya.
Akhirnya, Bani Israil itu berhasil menemukan sapi betina sesuai dengan apa yang mereka tanyakan milik seseorang yang berbakti kepada ayahnya. Ketika mereka meminta sapi itu, orang itu tidak mau memberikannya.
Mereka ingin membeli sapi itu dengan emas seberat ukurannya, namun si pemilik tetap enggan menyerahkan sapi itu. Mereka melipatgandakan harganya hingga sepuluh kali dan baru pemilik itu mau menyerahkan sapinya.
Setelah mendapat sapi yang diperintahkan oleh Allah SWT, Nabi Musa AS menyuruh mereka untuk menyembelihnya dan memukulkan bagian tubuh sapi itu ke jenazah paman Bani Israil yang meninggal tadi.
Saat mereka memukulkan sebagian dari sapi itu kepada korban pembunuhan, Allah SWT menghidupkannya. Ia berdiri dengan urat leher mengucurkan darah.
Nabi Musa AS kemudian bertanya kepada paman tersebut, "Siapa yang membunuhmu?"
"Aku dibunuh keponakanku," jawabnya. Ia lalu mati lagi seperti sedia kala.
Allah SWT berfirman, "Demikianlah Allah menghidupkan (orang) yang telah mati, dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan-Nya) agar kamu mengerti,"
Kisah Bani Israil yang banyak bertanya tersebut diabadikan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 67-73.
Simak Video "Video: Berwudhu dalam Keadaan Telanjang, Apakah Sah?"
(kri/kri)