Dua Tuntutan Dosen SBM ITB Usai Konflik dengan Rektor

Dua Tuntutan Dosen SBM ITB Usai Konflik dengan Rektor

Dony Indra Ramadhan - detikJabar
Kamis, 10 Mar 2022 08:52 WIB
Makna Logo ITB
Logo ITB (Foto: itb.ac.id)
Bandung -

Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB berkonflik dengan rektor ITB Reini Wirahadikusumah yang berdampak pada mahasiswa. Para dosen SBM ITB ini pun mengeluarkan tuntutan berkaitan dengan konflik ini. Apa saja?

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima, perwakilan Forum Dosen SBM ITB Achmad Ghazali mengatakan mengingat sistem baru belum siap secara menyeluruh dan beberapa sistem perkuliahan yang sudah diberlakukan tidak memenuhi nilai-nilai dasar, ada dua tuntutan yang diminta.

"Dikembalikannya azas swakelola dan dilakukan kaji ulang atas peraturan-peraturan baru yang dikeluarkan rektor," kata Achmad Ghazali dalam keterangannya, Kamis (10/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Achmad Ghazali menjelaskan pengkajian ulang ini juga diminta untuk dilakukan dengan seksama. Bahkan diminta untuk melibatkan Majelis Wali Amanat, senat akademik ITB serta unit yang terdampak khususnya SBM ITB.

"Sampai ada kesepakatan bersama agar menjamin semua fakultas/sekolah di ITB memiliki kemauan dan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia menambahkan demi menguatkan dua tuntutan tersebut, forum dosen SBM ITB telah memutuskan terhitung hari kemarin. Dosen SBM ITB akan melakukan rasionalisasi pelayanan akademik sampai ada kesepakatan baru dengan rektor ITB.

"Di samping itu, FD (Forum Dosen) SBM ITB juga akan mengkomunikasikan kepada pihak-pihak yang berwenang baik internal ITB maupun pihak-pihak eksternal yang sekiranya bisa membantu menyelesaikan permasalahan ini sehingga bisa meminimasi dampak negatif terlalu jauh," kata Achmad Ghazali.

Mahasiswa Belajar Sendiri

Sekadar diketahui, dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) terlibat konflik dengan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah. Kondisi itu berdampak terhadap jalannya pembelajaran mahasiswa.

Konflik antara Dosen SBM dan Rektor ITB bermula karena adanya pencabutan hak swakelola SBM ITB tanpa pemberitahuan dan kesepakatan. Sejumlah pertemuan sudah dilakukan antara kedua pihak demi memecahkan masalah yang terjadi.

Namun, pertemuan yang dilakukan pada 4 Maret 2022 antara Forum Dosen SBM ITB dengan Rektor dan para wakil rektor tidak membuahkan hasil.

"Pendirian SBM ITB yang tertuang dalam SK Rektor ITB Nomor 203/2003. SK ini memberikan wewenang dan tanggung jawab swadana dan swakelola pada SBM ITB sebagai bagian dari ITB," ujar Achmad Ghazali.

Dengan adanya konflik tersebut akhirnya juga berdampak pada mahasiswa. Dosen SBM ITB meminta mahasiswa untuk belajar sendiri.

"Forum Dosen SBM ITB menyatakan tidak beroperasi seperti biasanya mulai Selasa, 8 Maret 2022. Proses belajar mengajar tidak dilaksanakan secara luring maupun daring, namun mahasiswa diminta untuk belajar mandiri," kata Achmad Ghazali.

Respons ITB

Pihak ITB menanggapi konflik yang terjadi antara dosen SBM dan Rektor ITB. Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto dalam keterangannya menyebutkan, hasil audit BPK RI pada 31 Desember 2018, pengelolaan keuangan SBM ITB tidak sesuai dengan Statuta ITB PP Nomor 65/2013.

"Istilah swakelola dan otonomi yang digunakan Forum Dosen SBM ITB tersebut merupakan bentuk pengelolaan keuangan yang tidak sesuai statuta sebagaimana disampaikan oleh BPK RI," kata Naomi, Rabu (9/3).

Naomi mengatakan, permasalahan ini wajib diluruskan dan bagian dari upaya introspeksi menuju kemajuan bersama. Menurutnya, situasi pandemi berdampak pada transformasi yang tengah dilakukan ITB. Itu karena adanya aturan pembatasan kegiatan dan lainnya. Sehingga, komunikasi menjadi hal yang menantang.

Naomi mengaku komunikasi internal telah dilakukan melalui berbagai platform di media sosial dan pimpinan unit kerja. Tujuannya agar era transformasi ini dapat dipahami secara utuh.

"Sangat dimaklumi jika sebagian kelompok masih memerlukan waktu untuk bisa memahami. ITB senantiasa dan akan selalu bertanggung jawab untuk menjaga kualitas pelayanan Tridarma kepada semua pemangku kepentingan, terutama seluruh mahasiswa," ujar Naomi.

(dir/bbn)


Hide Ads