Alasan Ular Naga Sanggabuana Dikaitkan dengan Makhluk Mitologi

Alasan Ular Naga Sanggabuana Dikaitkan dengan Makhluk Mitologi

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 03 Nov 2022 14:00 WIB
Ular naga Jawa di Pegunungan Sanggabuana, Karawang.
Ular naga Jawa di Pegunungan Sanggabuana, Karawang. (Foto: dok. Sanggabuana Conservation Foundation)
Bandung -

Ular naga yang ditemukan di kawasan Pegunungan Sanggabuana dikaitkan dengan makhluk mitologi. Bukan tanpa sebab, bentuk dari ular bernama latin Xenodermus javanicus itu memang sepintas mirip dengan naga yang selama ini digambarkan.

Amir Hamidy Peneliti Herpetologi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bentuk sisik ular tersebut yang berlunas atau menyerupai tanduk jadi alasan ular itu disebut-sebut sebagai ular naga

"Kenapa dikaitkan dengan mitologi ular naga, ya karena bentuk sisiknya aja tapi itu umum. Orang menyebutkan naga cuma istilah mitologi sebetulnya, dari suatu makhluk dan bisa dikaitkan kemana-mana. Salah satunya sisik berlunas kayak tanduk itu," kata Amir, Kamis (3/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Amir, tidak hanya ular, hewan lain yang punya sisik serupa juga banyak disebut dengan istilah naga seperti Komodo Dragon.

"Banyak yang disebut naga itu ada beberapa gak cuma ular itu aja, ada Komodo Dragon. Si ular ini unik, punya sisik berlunas makanya disebut naga. Jadi gak mengherankan sudah biasa ular ini tapi memang hidupnya di pegunungan yang sungai kecil berbatu ini," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ia juga mengungkapkan, sisik berlunas pada ular naga punya fungsi untuk bisa berjalan dan beraktivitas di bebatuan. "Kenapa sisiknya berlunas seperti itu, ya itu adaptasi dia di bebatuan agar bisa bergerak dengan tumpuan sisik yang bertonjol-tonjol itu," jelas Amir.

Amir juga mengatakan jika ular naga dianggap sebagai spesies ular biasa.

"Itu sebenarnya kalau kita bicara spesies jenis yang biasa, jadi itu nama latinnya Xenodermus javanicus," ucap Amir.

Amir mengungkapkan ular naga tersebut banyak ditemukan tidak hanya di Pulau Jawa, namun juga tersebar di Sumatera, Kalimantan bahkan hingga Malaysia dan Myanmar.

"Ada di Myanmar, Malaysia kemudian Jawa, Sumatera, Kalimantan jadi sebarannya luas di Indonesia ya," ujarnya.

(bba/yum)


Hide Ads