Bertahan Hidup di Reruntuhan Gempa Cianjur

Round-Up

Bertahan Hidup di Reruntuhan Gempa Cianjur

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 23 Nov 2022 08:30 WIB
Rumah Rata dengan Tanah Dampak Gempa Cianjur
Rumah Rata dengan Tanah Dampak Gempa Cianjur. (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar)
Cianjur -

Gempa bumi M 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Ribuan rumah rusak, fasilitas umum dan kesehatan juga alami kerusakan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat kerusakan akibat gempa. Hingga Selasa (22/11), 2.839 rumah rusak, lima tempat ibadah rusak, 13 fasilitas pendidikan rusak, 10 kantor-gedung rusak, 5 fasilitas kesehatan rusak, 2 jembatan terdampak dan dua titik jalan terdampak.

Jubaedah, satu di antara korban lainnya yang memperjuangkan hidupnya dari dahsyatnya gempa darat di Cianjur. Nenek berusia 70 tahun itu sempat tertimpa reruntuhan rumahnya yang ambruk diguncang gempa. Saat dievakuasi, warga Kampung Gasol, RT 03/RW 03, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur itu terbaring lemas. Tubuhnya dipenuhi luka. Kakinya patah. Rumahnya, rata dengan tanah.

Jubaedah sempat mendapatkan perawatan di RSUD Sayang. Saat ditemui detikJabar, Jubaedah rencananya dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandun. Ia terbaring di pelbet. "Masih menunggu giliran, rencananya hari ini dirujuk ke sana (RSHS). Lukanya di badan, terus di betis kiri sama paha kanan patah," ungkap Rohman (20), cucu Jubaedah saat ditemui di RSUD Sayang, Selasa (22/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cemas hinggap di pikiran Rohman saat guncangan terasa. Kala itu, dia sedang berada di rumah tetangganya. Sang nenek dan kakeknya berada di rumah. Rohman menceritakan Jubaedah terpental ke kolam ikan depan rumahnya. Ia tenggelam. Rohman hanya melihat wajah neneknya itu. Sedangkan tubuhnya, berada di dalam air kolam. Kayu dan asbes rumah menimpa Jubaedah yang saat itu sudah tercebur di kolam. Kondisi Jubaedah di usianya yang senja tentu penuh keterbatasan. Ia tak bisa berjalan normal.

"Waktu kejadian itu kebetulan saya lagi di rumah tetangga, nenek berdua sama kakek di rumah. Mungkin mau menyelamatkan diri tapi akhirnya tertimpa suhunan (atap) rumah. Jadi posisinya nenek itu tenggelam sampai leher, terus di atasnya itu ada asbes sama kaso-kaso menimpa," ucap Rohman.

ADVERTISEMENT

"Saya langsung nyebur buat menyelamatkan nenek. Kalau kakek saya di dalam rumah, menunduk di bawah tapi posisinya tertimpa material juga," kata Rohman menambahkan.

Rohman tak menyangka rentetan gempa yang dirasakannya sejak Minggu (20/11/2022) malam ternyata mencapai puncaknya pada Senin siang. "Jadi Minggu malam itu sudah ada gempa, tapi kecil. Sekitar jam 1 sama, jam 2 malam. Terus gempa lagi Senin siang, nah setelah itu semua rumah ambruk," kata Rohman.

Rohman memilih tinggal sementara di tenda. Sejumlah rumah di lingkungan Rohman tinggal beberapa di antaranya rata dengan tanah.

Segitiga Pelindung Nyawa

Kisah perjuangan para korban gempa juga tersiar di kompleks pendidikan. Kisah ini datang dari ruang sempit berbentuk segitiga. Ruangan sempit ini tersusun dari reruntuhan bangunan. Dafa, santri berusia 15 tahun asal Bogor sempat terjebak di ruang sempit berbentuk segitiga. Saat kejadian, Dafa tengah berada di minimarket di lingkungan pondok pesantrennya. Santri laki-laki ini kemudian tertimbun reruntuhan.

Dafa bertahan di ruang sempit itu. Ia sempat tak sadar diri. Hingga akhirnya Dafa berhasil dievakuasi. Pihak pondok pesantren awalnya kaget saat menyadari ada seorang santri yang tak ada di data.

Pengurus kemudian fokus mengamankan dan menenangkan santri yang ada di lingkungan ponpes. Kemudian mereka mendapat kabar jika seorang santri tertimbun reruntuhan bangunan mini market. "Awalnya kita juga nggak tahu ada santri yang sedang keluar. Ternyata setelah didata, kurang 1. Santri itu diketahui sedang jajan keluar," ungkap Ismail (22), wakil Rois Ponpes Nurul Hidayah kepada detikJabar, Selasa (22/11/2022).

Sebagian pengurus kemudian membantu menyelamatkan santri yang tertimpa reruntuhan bersama seorang kasir perempuan. Ismail mengatakan atas izin Allah dan doa dari semua orang, santri tersebut berhasil selamat. "Jadi cukup lama juga tertimbunnya, tapi Alhamdulillah karena badannya yang kecil, jadi posisi reruntuhannya itu membentuk seperti atap segitiga. Nah dia berlindung di situ sampai berhasil dievakuasi," kata Ismail.

Dafa sempat pingsan, namun saat sadar dan diperiksa kesehatannya tak ada luka apapun di tubuhnya. Ia hanya mengaku syok usai peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya itu. "Ya dia cerita panik, syok setelah kejadian itu. Sekarang Alhamdulillah dibawa pulang dulu oleh keluarganya ke Bogor," ucap Ismail.

(sud/iqk)


Hide Ads