Upaya untuk mengungkap keberadaan harimau Jawa yang dikabarkan terlihat di hutan Kabupaten Sukabumi pada Juni 2022 terus dilakukan. Setelah hampir satu tahun berlalu, peneliti masih disibukkan untuk membuktikan kebenarannya.
Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) bergerak meneliti dugaan kemunculan harimau Jawa yang telah lama dinyatakan punah itu. Bermodal sampel helai rambut yang ditemukan di hutan Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, BRIN mulai melakukan risetnya.
Anang Setiawan Achmadi Kepala Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN mengungkapkan helai rambut sebetulnya merupakan sampel yang akurat untuk melakukan penelitian secara genetik. Namun Anang menegaskan, penelitian harus dilakukan secara hati-hati dan teliti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau pun hasilnya seperti apa nanti, itulah bagaimana prosedur kita dalam melakukan suatu penelitian. Ini adalah jenis yang sudah dikatakan punah jadi kami harus memegang prinsip kehati-hatian," kata Anang saat dikonfirmasi.
Meski begitu, hingga saat ini BRIN belum berani menyimpulkan asal muasal helai rambut tersebut yang kabarnya berasal dari harimau Jawa.
"Hasil koordinasi kita dengan BKSDA bahwa beberapa sampel dari lokasi memang masih dalam proses penelitian saat ini, jadi belum bisa mengatakan apakah betul itu harimau Jawa atau bukan," ujarnya.
BRIN, kata dia, masih harus melakukan uji publik terhadap hasil penelitian sementara melalui jurnal internasional. Selain itu, diperlukan juga sampel tambahan dari spesies harimau lainnya.
"Tetapi kemudian sampai saat ini untuk hasil sementara sudah ada, hanya saja memang kita harus melakukan langkah berikutnya publish dulu di jurnal internasional. Jadi kalau itu sudah direview baru kita bisa pastikan apakah betul bahwa itu harimau (Jawa) atau bukan," ungkapnya.
"Hasil sementara masih kita tunggu artinya karena kan nanti akan ada banyak pertanyaan dari reviewer ya, jadi kita belum bisa pastikan karena kita harus mendapatkan sampel tambahan dari spesies lain untuk mengkonfirmasi ya," pungkas Anang.
(bba/mso)