30 Kosakata Bahasa Sunda Lemes atau Halus, Disertai Arti dan Contohnya

Cornelis Jonathan Sopamena - detikJabar
Jumat, 28 Okt 2022 16:41 WIB
Kosakata Bahasa Sunda Lemes atau Halus. (Foto: Ilustrasi)
Bandung -

Bahasa Sunda memiliki beberapa tingkatan dalam pemilihan kata. Mulai dari Bahasa Sunda lemes atau halus, hingga Bahasa Sunda kasar. Umumnya, Bahasa Sunda lemes atau halus digunakan ketika berbicara pada orang yang lebih tua atau belum kenal, sedangkan Bahasa Sunda kasar digunakan saat berbicara dengan teman yang sudah cukup akrab.

Tentu dibutuhkan wawasan tentang penggunaan Bahasa Sunda lemes atau halus ini. Sebab, seseorang dapat tersinggung meski kita secara tidak sengaja menggunakan Bahasa Sunda kasar. Detikers pun pasti tidak ingin hal tersebut terjadi, bukan?

Pada hakikatnya, Bahasa Sunda lemes memang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat pada lawan bicara. Agar tidak salah ucap ketika bertemu masyarakat Sunda, berikut kumpulan Bahasa Sunda lemes paling umum yang sering digunakan dalam obrolan sehari-hari.

1. Abdi
Saat berkunjung ke area Jawa Barat, kata "abdi" pasti sangat sering terdengar. Sebab, Abdi berarti saya.

Contoh:
- Abdi badé ulin sareng réréncangan. (Saya mau main dengan teman-teman)

2. Anjeun atau Salira
Anjeun atau salira berarti Anda atau kamu.

Contoh:
- Abdi bogoh ka anjeun, sayang. (Saya cinta sama kamu, sayang).

3. Neda atau Tuang
Neda atau Tuang memiliki arti makan. Biasanya, neda diucapkan untuk diri sendiri, sedangkan tuang diucapkan untuk lawan bicara.

Contoh:
- Bapa badé tuang? (Ayah mau makan?)

4. Ical
Ical memiliki dua arti, yaitu jual dan hilang. Namun, kata ical lebih umum disebutkan untuk konteks berjualan atau berdagang.

Contoh:
- Nu ical cau mah éta di payun. (Yang jual pisang mah itu di depan.)

5. Sami atau Sarupi
Serupa dengan ical, kata sami atau sarupi juga memiliki dua arti, yaitu sama atau seperti. Kata sami paling umum digunakan saat lawan bicara mengucapkan terima kasih.

Contoh:
- Sami-sami. (Sama-sama)

6. Sawangsulna
Sawangsulna berarti sebaliknya. Kata ini juga kerap muncul saat lawan bicara mengucapkan terima kasih.

Contoh:
- Sumuhun ibu, sawangsulna. (Iya bu, Terima kasih kembali/terima kasih sebaliknya).

7. Pangéstu, atau Damang
Pangéstu atau Damang memiliki arti sehat. Kata ini amat sering muncul di awal percakapan, terutama saat baru berjumpa kembali setelah sekian lama.

Contoh:
- Kumaha, damang? (Bagaimana sehat?/Bagaimana kabarnya? Sehat?)

8. Nuhun
Saat berkunjung ke area Jawa Barat, Anda tidak boleh melewatkan kata yang satu ini. Nuhun berarti terima kasih.

Contoh:
- Kang, ieu atos nya. Nuhun. (Kak, ini sudah ya. Terima kasih.)

9. Atos atau Parantos
Dalam Bahasa Indonesia, atos atau parantos artinya sudah. Penggunaan kata ini sama persis seperti kata sudah di Bahasa Indonesia, seperti untuk memberi kabar dan ucapan terima kasih.

Contoh:
- Abah, hatur nuhun pisan parantos ngadidik abdi janten jalmi nu sholehah. (Ayah, terima kasih banyak sudah mendidik saya menjadi orang yang sholehah.)

10. Leres
Leres memiliki arti betul. Kata ini dapat berdiri sendiri atau digabungkan seperti "leres-leres".

Contoh:
- Leres pisan! Tilu ditambah tilu téh genep. (Betul sekali! Tiga ditambah tiga itu enam.)

11. Badé atau Seja
Badé atau seja memiliki arti mau atau akan. Kata ini merupakan salah satu yang paling sering diucapkan oleh masyarakat Sunda.

Contoh:
- Anjeun badé ka warung? Abdi ngiringan, atuh. (Anda mau ke warung? Saya ikut, dong.)

12. Budak atau Murangkalih
Budak atau murangkali memiliki arti anak. Biasanya, kata ini digunakan dengan konteks anak yang masih kecil.

Contoh:
- Tingali eta murangkali meni kasép. (Lihat itu anak kecil tampan sekali.)

13. Sadaya
Dalam Bahasa Indonesia, sadaya berarti semua. Biasanya orang Sunda menambahkan imbuhan "na" di belakangnya agar artinya menjadi "semuanya"

Contoh:
- Wilujeng énjing sadayana, dinten ieu abdi badé ngajelaskeun syarat vaksin. (Selamat pagi semuanya, hari ini saya akan menjelaskan syarat vaksin.)

14. Kedah
Kedah memiliki arti harus. Kata ini merupakan versi lemes dari kudu.

Contoh:
- Upami anjeun hoyong pinter, kedah kénéh tiasa diajar. (Kalau kamu mau pinter, harus tetap mau belajar.)

15. Bantun atau Candak
Bantun atau candak memiliki arti bawa. Bantun biasanya diucapkan ketika konteksnya adalah diri sendiri, sedangkan candak diucapkan ketika subjeknya adalah orang lain.

Contoh:
- Teu kénging lali, nya! Sonten ieu dicandak bukuna. (Jangan lupa, ya! Sore ini dibawa bukunya.)

16. Hilap
Hilap memiliki arti lupa. Kedua kata ini merupakan versi lemes dari poho.

Contoh:
- Duh! Abdi hilap teu acan ngadamel tugas sakola. (Duh! Saya lupa belum mengerjakan tugas sekolah.)

17. Damel
Damel berarti kerja. Dalam Bahasa Sunda Kasar, damel biasa diganti dengan kata gawé.

Contoh:
- Sakedap, nya. Ieu hiji-hiji didamelna. (Sebentar, ya. Ini satu-satu dikerjakannya.)

18. Dangu
Dalam Bahasa Indonesia, dangu artinya dengar.

Contoh:
- Anjeun mah teu ngadangu, nya? (Kamu tidak mendengar, ya?)

19. Janten
Janten memiliki arti jadi. Meski sering diucapkan, banyak orang kurang familiar dengan kata ini lantaran kata jadi dalam Bahasa Sunda kasar juga jadi.

Contoh:
- Abdi teu janten kaditu ah upami aya manehna. (Saya tidak jadi kesana ah kalau ada dia.)

20. Tiasa
Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, tiasa berarti jadi.

Contoh:
- Mang, seblakna tiasa ditambihan endog teu? (Mang, seblaknya bisa ditambahkan telur tidak?)

21. Mangga
Dalam Bahasa Sunda, kata mangga tidak hanya merujuk pada jenis buah, tetapi memiliki arti tersendiri. Mangga berarti silakan.

Contoh:
- Mangga ieu caina dileueut heula. (Silakan ini airnya diminum dulu.)

22. Sesah
Sesah memiliki arti susah. Sesah merupakan versi lemes dari hésé.

Contoh:
- Abdi gaduh réncang téh meni sesah ditepang kieu. (Saya punya temen susah sekali diajak bertemu.)

23. Dinten
Dinten berarti hari. Pada Bahasa Sunda kasar biasa disebut dengan kata poé.

Contoh:
- Dinten ieu meni hareudang kieu nya. (Hari ini panas sekali ya.)

24. Ngajajapkeun
Ngajajapkeun memiliki arti mengantarkan. Kata ini juga dapat disebut tanpa imbuhan "-keun"nya.

Contoh:
- Si Kabayan mah keur ngajajapkeun kabogohna heula éta. (Si Kabayan mah sedang mengantarkan pacarnya dulu itu.)

25. Atanapi
Atanapi memiliki arti atau. Atanapi merupakan Bahasa Sunda lemes dari atawa.

Contoh:
- Saé nu mana? Nu héjo atanapi nu beureum? (Lebih bagus yang mana? Yang hijau atau yang merah?

26. Lebet
Dalam Bahasa Indonesia, lebet berarti dalam atau masuk. Lebet adalah versi lemes dari jero yang lebih populer.

Contoh:
- Upami nganggo Basa Sunda lemes mah namina sanés comro, tapi combet, oncom dilebet. (Kalau memakai Bahasa Sunda lemes mah namanya bukan comro, melainkan combet, oncom di dalam).

27. Alit
Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, alit berarti kecil. Alit merupakan versi lemes dari leutik.

Contoh:
- Aduh éta tas meni alit-alit teuing. (Aduh itu tas kecil sekali.)

28. Ageung
Ageung adalah kebalikan dari alit. Ageung memiliki arti besar.

Contoh:
- Meni gagah nya éta putra pangageungna (Gagah sekali ya itu anak sulungnya/anaknya yang besar.)

29. Seueur
Seueur berarti banyak. Dalam Bahasa Sunda kasar, seueur memiliki arti yang sama dengan loba.

Contoh:
- Mangga atuh ditambih sanguna, seueur kénéh ieu laukna. (Silakan ditambah nasinya, masih banyak ini lauknya.)

30. Mésér atau Ngagaleuh
Mésér atau ngagaleuh memiliki arti beli. Mésér merupakan kata lemes dari meuli.

Contoh:
- Raos pisan énjing-énjing mésér jeung neda bubur. (Enak sekali pagi-pagi beli dan makan bubur.)



Simak Video "Video Bahasa Jawa-Sunda Jadi Bahasa Daerah yang Aman dari Kepunahan"

(tey/tey)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork