Proyek Tol Jogja-Solo di Klaten tidak hanya merelokasi ribuan warga dari tempat tinggalnya. Tapi orang yang sudah meninggal pun harus direlokasi kuburnya ke tempat yang baru.
Pemindahan kubur yang terkena proyek tol tidak sesimpel dibayangkan, bukan asal gusur dengan alat berat. Saat memantau relokasi makam di Desa Brangkal, Kecamatan Karanganom, Selasa (31/10/ 2023) sore, detikJateng menyaksikan rumitnya proses pemindahan kuburan itu.
Tim dari Al Iswat (Al Fatihah Istighfar dan Sholawat) merupakan tim khusus relokasi. Tim yang terdiri dari 30 personel itu dibagi menjadi dua regu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu regu sekitar 20 orang, bertugas menangani penggalian kubur sampai evakuasi mayat. Mereka berbekal cangkul, sekop, jack hammer (mesin congkel), disel, dan lainnya.
Sebelum kuburan dibongkar, ahli waris dihadirkan untuk menyaksikan. Panitia kemudian mengecek daftar nama dan lokasi kuburnya sekali lagi, meskipun sudah dipasang patok bambu bertuliskan nama.
![]() |
Setelah tanahnya digali, kemudian tulang belulang, kain kafan, maupun tanah di dalamnya diletakkan di peti kayu ukuran satu meteran. Patok kayu nama juga dimasukkan ke peti untuk diangkut menggunakan mobil menuju lokasi permakaman baru.
Di lokasi makam baru, regu lain sudah siap menguburkan. Isi kubur berupa tulang, kain kafan, dan tanah, itu lalu diabsen dan langsung dibungkus kain kafan baru berukuran sekitar satu meter.
Kain kafan itu juga terdiri dari tiga lapis sebagaimana penanganan jenazah secara Islami. Setelah diikat dengan tiga tali menyerupai jenazah, diberikan minyak wangi dan didoakan, kemudian dibawa ke liang lahat baru.
Liang lahat berupa galian tanah memanjang sekitar 10 meter dan berjajar. Di atasnya ditancapkan patok-patok bambu dengan tulisan nama almarhum atau almarhumah yang sesuai dengan nama di kuburan lama.
Untuk meyakinkan, ahli waris diizinkan mengecek sekali lagi sebelum dikuburkan di lokasi baru. Semua tim relokasi dengan cekatan dan teliti melakukan prosesi karena sudah menangani relokasi sejak lama.
"Kita menangani pemindahan makam sudah sejak tahun 2009. Mulai dari trans Jawa dari Kendal sampai timur,'' ungkap Budi Kosek seorang anggota tim Al Iswat kepada detikJateng, Selasa (31/10/2023) sore.
![]() |
Budi mengatakan relokasi makam tidak bisa secara asal meskipun kuburannya sudah lama.
"Kalau jenazah utuh tidak pernah (menemukan), mayoritas sudah tulang, tanah atau kain kafan masih utuh tetapi tulang belulang masih ada di dalam,'' kata Budi.
Selama menjadi tim pemindah makam, dia tidak pernah menemui hal yang aneh-aneh.
"Kita niati ibadah, tidak main- main. Kita ini kan menolong mereka pindah, dipindahkan dengan layak," ujar Budi.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya....
Panitia pemindahan, Fauzan mengatakan total makam Desa Brangkal ada 272 tetapi yang terdeteksi sekitar 325 makam. Karena ada yang sudah sangat lama dan tidak diketahui ahli waris.
"Soalnya memang ada yang satu makam tumpukan tiga, karena makam sudah lama tidak diketahui. Iya ini makam tua," kata Fauzan kepada detikJateng.
Untuk memastikan, kata Fauzan, ada ahli waris yang menunggu ada yang tidak. Pemindahan dilakukan dengan teliti agar tidak keliru.
"Nanti sudah ada patok nama, besok kalau sudah selesai diberi nisan. Sejauh ini tidak ada yang aneh-aneh, sebelum pembongkaran ada doa sebelum bedah bumi," ungkap Fauzan.
Menurut Fauzan, doa tidak hanya di lokasi makam lama tapi juga di lokasi makam baru digelar doa serupa. Temuan kebanyakan tulang tapi ada yang masih kain kafan.
"Ada yang juga utuh kain kafannya. Ini nanti lokasi makam dibor untuk tiang pancang jembatan tol," imbuh Fauzan.
Diono, seorang ahli waris mengatakan dirinya dan keluarga tidak mempersoalkan makam dipindah. Hanya saja saat pemindahan ikut mengawasi.
"Ya tidak apa-apa. Tapi ini saya ikut lihat pemindahan mertua saya, kemarin sebelum dibongkar juga ada doadzikir dan tahlil di masjid timur makam," kataDiono kepadadetikJateng di lokasi.
![]() |