Tahun ajaran baru ini berujung ngenes bagi 5 Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Ponorogo. Mereka sama sekali tidak dapat murid baru.
Kelima SDN di Ponorogo yang tak punya murid baru itu adalah SDN 2 Munggu; SDN Jalen; SDN 3 Babadan; SDN 1 Duri, Slahung; dan SDN 2 Tegalombo.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Ponorogo Nurhadi Hanuri beralasan, tidak adanya murid baru di 5 SDN itu lantaran program Keluarga Berencana (KB) yang sukses. Sehingga, makin sedikit orang tua yang punya anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini menunjukkan tanda KB sukses," tutur Nurhadi, Senin (18/7/2023).
Lalu, benarkah program KB memang sukses di Ponorogo?
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Ponorogo, jumlah penduduk Ponorogo mulai 2018 hingga 2022 justru terus menunjukkan grafik peningkatan. Bahkan dalam laporan 'Hasil Sensus Penduduk 2020', jumlah penduduk dalam kurung waktu 10 tahun terus mengalami penambahan.
"Dalam jangka waktu sepuluh tahun yaitu tahun 2010 hingga 2020, dengan cacatan adanya perbedaan referensi waktu pencacahan sekitar 4 bulan,
jumlah penduduk Kabupaten Ponorogo mengalami penambahan sekitar 94 ribu jiwa," demikian tertulis dalam laporan yang dibaca detikJatim, Selasa (18/7/2023).
Pada tahun 2018, jumlah penduduk Ponorogo sebanyak 870.705 jiwa. Setahun berselang, pada 2019, jumlahnya kembali meningkat menjadi 871.370 jiwa. Pada 2020, jumlah penduduk Ponorogo mencapai 949.318 jiwa.
Selanjutnya, pada 2021 yang bertepatan dengan masa pandemi COVID-19, jumlah penduduk di Ponorogo kembali meningkat. Yakni mencapai 955.839 jiwa.
Setahun berikutnya, di dalam laporan BPS Ponorogo yang tertuang dalam 'Kabupaten Ponorogo Dalam Angka 2023' atau berdasar sensus terakhir, jumlah penduduk Ponorogo pada tahun 2022 mencapai 964.253 jiwa. Ini merupakan data terakhir terkait jumlah penduduk yang dipublikasikan BPS Ponorogo
Artinya, dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, tidak ada penurunan jumlah penduduk. Jika acuan suksesnya program KB karena angka kelahiran yang bisa ditekan, penduduk Ponorogo berdasar data justru makin bertambah.
Terlepas dari suksesnya program KB, Nurhadi mengungkap perlu adanya inovasi program agar menarik minat masyarakat, terutama calon wali murid untuk menyekolahkan anaknya ke SD Negeri.
"Perlu adanya inovasi dari kepala sekolah untuk bisa menarik simpati masyarakat di mana dia harus mampu menyusun program unggulan, sehingga tingkat kepercayaan masyarakat ada," tandas Nurhadi.
(dpe/dte)