Cabuli Turis Anak Asal Jakarta di Malioboro, Warga Sleman Dihajar Massa

Foto: Jumpa pers pelaku pencabulan turis di Malioboro, Rabu (29/11/2023). (Adji G Rinepta/detikJogja)

Jogja -

Seorang pemuda berinisial AY (25), warga Depok, Sleman diamankan polisi usai kedapatan melakukan perbuatan cabul kepada wisatawan di Malioboro, Jogja. AY pun sempat dihakimi massa sebelum digelandang ke Mapolresta Jogja.

Kasubnit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Jogja, Ipda Sri Devi menjelaskan perbuatan cabul AY tersebut dilakukan kepada salah satu wisatawan asal Jakarta, pada Sabtu (25/11) lalu.

"(Korban) masih anak di bawah umur. TKP di halaman depan toko batik di wilayah Ngupasan, Gondomanan, Jogja, pada Sabtu 25 November 2023 sekitar pukul 4 sore," terang Devi dalam jumpa pers di Mapolresta Jogja, Rabu (29/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kronologi kejadiannya, lanjut Devi, berawal dari korban bersama ibunya tengah menyaksikan pertunjukan kabaret di halaman sebuah toko Batik di kawasan Malioboro. Korban merasa seperti ada benda yang menempel di bagian belakangnya.

"Kemudian si anak tersebut berbalik menengok ternyata ada seorang, pelaku pencabulan di mana dia telah mengeluarkan alat kelaminnya," ungkapnya.

Sontak korban berteriak dan membuat warga lain yang juga sedang menonton pertunjukan bereaksi. Pelaku pun sempat dimassa sebelum digelandang ke Mapolresta Jogja.

"Kemudian anak tersebut berteriak dan pelaku sempat dihajar oleh massa. Lalu ayah korban datang dan mengamankan pelaku kemudian dibawa ke Polresta Jogja," terang Devi.

Dari pengakuan pelaku, Devi menuturkan, sebelumnya pelaku pernah melakukan tindakan serupa. Pelaku juga mengaku sering menonton film porno.

"(Pelaku) Sering melakukan kegiatan tersebut di tempat keramaian seperti pasar malam dan sengaja melakukan itu. Iya udah beberapa kali, sebelumnya tidak ketahuan, baru kali ini ketahuan, karena terangsang menonton film porno," ujarnya.

Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 82 ayat 1 jo pasal 76 e undang-undang RI nomor 17 tahun 2016 tentang perlindungan anak. "(ancaman hukuman) Penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar," tutup Devi.