Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) turut merespons curhatan seorang ibu terkait anaknya, Doni Amansa yang tiba-tiba diganti dari perwakilan inti Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional. Doni awalnya dinyatakan sebagai pasukan inti lalu berubah menjadi cadangan.
"Saya yang dampingi Doni dari seleksi di Konawe sampai selesai di provinsi," kata Kabid Bina Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Kesbangpol Konawe Tini Untung kepada detikcom, Sabtu (15/7/2023).
Tini yang juga pendamping Doni saat seleksi Paskibraka Nasional tingkat Sultra itu awalnya menceritakan proses seleksi yang dimulai pada Mei 2023. Saat itu Konawe diminta mengirim 4 orang perwakilan untuk mengikuti seleksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasilnya keluar 4 yang terbaik di Konawe, lalu mereka seleksi ke provinsi. Prosesnya berjalan mulai dari registrasi pendaftaran, parade sampai terakhir pantohir," tuturnya.
Setelah melalui rangkaian seleksi, panitia tingkat provinsi kemudian mengeluarkan 4 nama terbaik. Diketahui, keempat siswa itu yakni Doni Amansa utusan SMA Negeri 1 Unaaha Konawe, Nadira Syalvallah utusan SMA Negeri 2 Baubau, serta Wiradinata Setya Persada dan Aini Nur Fitriani utusan SMA Negeri 1 Baubau.
Nama-nama siswa yang lolos 4 terbaik itu kemudian dibuatkan upacara pengumuman pada Rabu (17/5) sekitar pukul 22.00 Wita. Saat hasil dibacakan, sejumlah pendamping turut hadir. Tini pun mengaku mendengar tim seleksi menyampaikan 4 siswa dan siswi terbaik yang dibagi dalam tim inti dan tim cadangan Paskibraka Nasional.
"Disampaikan 4 terbaik di upacara penutupan itu, hadir pendamping kabupaten semua. Dibacakanlah inti dan cadangan, pendengaran saya seperti itu," ungkapnya.
Tini menegaskan saat pengumuman itu dari 2 siswa yang dinyatakan masuk dalam tim inti, nama Doni dan Nadira termasuk di dalamnya. Sementara dua nama lain yakni Wira dan Aini sebagai tim cadangan.
"Mungkin saya salah, tapi itu pendapat saya sendiri, tapi disitu semua orang dengar. Menyebut nama Doni dan Nadira sebagai inti dan menyebut nama Wira dan Aini sebagai cadangan," ungkapnya.
"Pendamping-pendamping kasih selamat ke saya, staf yang kenal saya juga, ada anak-anak paskibraka juga dengar. Banyak saksi. Saya dengar juga Kepala Kesbangpol Sultra bahwa ini hasil dari daratan dan kepulauan yang terbaik," ungkapnya.
Setelah hasil pengumuman tersebut, pihaknya kemudian mendapatkan undangan medical check up di Kendari pada 16-21 Juni dan hasilnya pun memuaskan. Lalu, pihaknya kembali mendapatkan undangan pembekalan keberangkatan ke Jakarta pada 6-9 Juli.
"Kami kan pemahamannya pembekalan itu persiapan berangkat, hanya arahan saja. Disuruh perkenalkan daerah, tarian-tarian dan lainnya. Tapi saya tidak tahu kenapa pembekalan itu ternyata ada seleksi," ujarnya.
Hingga akhirnya, Tini mendapatkan informasi di media sosial bahwa Wali Kota Baubau menerima Calon Paskibraka Nasional yang ternyata mencantumkan nama Wira dan Nadira ke dalam tim inti. Sementara Doni berada pada daftar tim cadangan.
"Saya lihat di sosmed Wali Kota Baubau menerima capaskanas yang akan wakilkan Sultra, di situ ada Wira dan Nadira perwakilan Baubau," ungkapnya.
Ia menambahkan sampai saat ini, panitia atau Kesbangpol Sultra belum menyampaikan pernyataan resmi ke pihaknya terkait dugaan pergantian peserta tersebut.
Diberitakan sebelumnya, ibu Doni bernama Samsuani curhat terkait proses seleksi Paskibraka Nasional. Dia menyebut anaknya sempat diumumkan lolos tim inti Paskibraka Nasional namun tiba-tiba diganti.
"Malam itu dinyatakan perwakilan Sultra ke Paskibraka Nasional yakni Doni dan Nadira," kata Samsuani saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (15/7).
Samsuani mengatakan Doni dan Nadira saat itu diumumkan sebagai anggota inti Paskibraka Nasional. Sementara Wira dan Aini menjadi cadangan.
Setelah pengumuman itu, Samsuani mengaku anaknya langsung mendapat ucapan dari Pemerintah Konawe dan guru-gurunya. Ucapan dan dukungan juga datang dari teman-teman anaknya.
"Banyak yang kasih selamat, bu Kabid Kesbangpol Konawe, guru-gurunya Doni," pungkasnya.
Namun selang beberapa waktu, Samsuani mendapat kabar jika posisi anaknya sebagai pasukan inti diganti. Siswa yang sebelumnya diumumkan sebagai cadangan justru tiba-tiba menjadi pasukan inti.
"Kita buka berita ternyata sudah Wira yang mau berangkat (ke Jakarta), ternyata Doni mereka simpan jadi cadangan," keluh Samsuani.
(afs/asm)