Duduk Perkara Kader HMI Ricuh dengan Buruh Kapal di Pelabuhan Baubau

Sulawesi Tenggara

Duduk Perkara Kader HMI Ricuh dengan Buruh Kapal di Pelabuhan Baubau

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Jumat, 24 Nov 2023 11:00 WIB
Sejumlah mahasiswa kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terlibat kericuhan dengan buruh kapal di Pelabuhan Murhum Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Foto: kader HMI ricuh di pelabuhan. (dok.istimewa)
Baubau -

Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) terlibat kericuhan dengan buruh kapal di Pelabuhan Murhum Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kericuhan terjadi lantaran mahasiswa yang tidak memiliki tiket memaksa naik kapal sehingga menghalangi aktivitas para buruh.

Kapolres Baubau AKBP Bungin Masokan Misalayuk mengatakan mahasiswa dan buruh kapal terlibat aksi saling dorong di Pelabuhan Murhum Baubau pada Kamis (23/11) sekitar pukul 10.00 Wita. Para mahasiswa tersebut hendak mengikuti Kongres HMI XXXII di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

"Iya kejadiannya tadi (kemarin) itu sekitar pukul 10.00 Wita, gesekan antara mahasiswa HMI dan buruh bongkar muat," kata AKBP Bungin Masokan Misalayuk kepada detikcom, Kamis (23/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bungin mengungkap para mahasiswa tersebut tidak memiliki tiket namun memaksa naik ke kapal. Para mahasiswa pun tertahan di pintu masuk yang menghalangi aktivitas para buruh kapal.

"Rombongan mahasiswa yang tidak memiliki tiket dan uang ini, mereka memaksa masuk. Tapi mereka tertahan (pintu masuk)," terangnya.

ADVERTISEMENT

Bungin menuturkan mahasiswa yang tertahan di pintu masuk membuat buruh kapal tidak bisa lewat. Mahasiswa dan buruh kapal akhirnya terlibat aksi saling dorong.

"Akhirnya berselisihan dengan buruh bongkar muat kapal, karena mereka juga mau mencari nafkah masuk ke dalam dan anak-anak mahasiswa ini juga berebut mau masuk, jadi terjadi gesekan," bebernya.

Menurut Bungin kericuhan tersebut tidak berlangsung lama. Aparat keamanan pelabuhan beserta anggota kepolisian sektor pelabuhan berhasil meredam kedua belah pihak.

"Iya tidak panjang (ricuh), anggota langsung terjun meredam," ujar dia.

Mahasiswa Tetap Diberangkatkan

Bungin menyebut ada sekitar 200 mahasiswa yang memaksa naik kapal meski tidak memiliki tiket. Mereka berasal dari Kendari, Kolaka, Konawe dan beberapa daerah lainnya di Sultra.

"Kurang lebih 200 mahasiswa tadi yang ricuh, ada dari Kendari, Kolaka, Konawe ada juga Baubau. Tapi rata-rata mahasiswa Baubau sudah memiliki tiket, sisa yang lain saja ini mereka nggak punya tiket," ungkapnya.

"Mereka sudah kita atur dan langsung berangkat tadi," tambahnya.




(hsr/hsr)

Hide Ads