Mengenal Bissu, Tokoh Spiritual Bugis yang Sakral Sejak Zaman Kerajaan

Mengenal Bissu, Tokoh Spiritual Bugis yang Sakral Sejak Zaman Kerajaan

Andi Nur Isman - detikSulsel
Selasa, 29 Mar 2022 06:30 WIB
Pimpinan Bissu Puang Matoa Angel saat menyerahkan benda pusaka ke Bupati Bone.
Foto: Pimpinan Bissu Puang Matoa Angel saat menyerahkan benda pusaka ke Bupati Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Makassar -

Bissu merupakan tokoh spiritual yang dianggap sakral oleh masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan (Sulsel) sejak zaman kerajaan. Mereka dianggap sebagai sosok suci yang dapat menghubungkan manusia dengan dewa.

Bissu dalam budaya Bugis, khususnya keyakinan di masa lampau dipercaya sebagai manusia suci yang merepresentasikan 5 gender yang diakui dalam masyarakat Bugis, yakni laki-laki (oronai), perempuan (makkunrai), perempuan kelaki-lakian (calalai), laki-laki keperempuanan (calabai), dan Bissu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahapan ritual peringatan HUT Bone ke-692 dipastikan tanpa pelibatan Bissu.Foto: Aksi Bissu dalam salah satu ritual adat Bugis. (Agung Pramono/detikSulsel)

ADVERTISEMENT

Keberadaan para pendeta Bugis kuno itu sudah lebih dahulu ada sebelum Islam masuk di tanah Bugis pada abad ke-17. Mereka punya agama sendiri yang disebut To Riolo. Bissu percaya ada dewa di langit dan di laut yang melahirkan manusia di antaranya.

Di masa kerajaan, Bissu tidak pernah terpisahkan dalam setiap ritual-ritual besar yang disakralkan. Bahkan setelah raja-raja telah memeluk agama Islam, Bissu tetap dianggap sebagai kelompok yang memahami protokoler kerajaan pada zaman lampau.

Guru Besar Filologi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Nurhayati Rahman mengatakan perjalanan Bissu untuk bertahan sampai saat ini terbilang berat. Apalagi dengan sejumlah peristiwa besar yang mengancam keselamatan mereka. Tidak seperti pada masa-masa kerajaan.

"Jadi (dulu) meskipun orang Islam, seperti raja-raja tetap dipanggil. Karena dia (Bissu) tahu baju begini harus pakai, segini macam bosara, protokoler kerjaan zaman dulu dia hafal mati. Jadi raja-raja meskipun Islam dia panggil," jelas Hayati saat berbincang dengan detikSulsel, Senin (28/3/2022).

Jumlah Bissu di Masyarakat Bugis Kian MenyusutJumlah Bissu di masyarakat Bugis yang kian menyusut. Foto: ABC Australia

Sejarah kelam pun pernah dilalui para Bissu dalam berbagai peristiwa. Mereka terancam dalam tragedi pembantaian kelompok DI/TII. Saat itu para Bissu menjadi target yang akan dibunuh.

"Ada itu pemberontakan Islam. Di Aceh dipimpin oleh Daud Beureueh, di Jawa Barat Kartosuwiryo, di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakkar, tentara Islam yang mau mendirikan negara Islam," tuturnya.

Pemberontakan itu membuat para Bissu mau tidak mau segera memilih gender. Mereka seketika berubah wujud untuk bertahan hidup dari pemberontakan yang terjadi pada tahun 1950-an.

"Itu yang bunuh. Karena orang Bugis kan cerdas begitu dia terancam jiwanya. Memang dibunuh kalau didapat, tapi sebelum dibunuh dia berubah wujud," ungkapnya.

Pendeta Bugis, Bissu dikabarkan ditolak hadir saat peringatan Hari Jadi Bone (HJB) ke-692.Bissu dalam ritual upacara adat peringatan Hari Jadi Bone (HJB) beberapa tahun yang lalu. Foto: Agung Pramono/detikSulsel

Setelah Orde Baru, para Bissu kembali terancam dalam Operasi Toba (Operasi Taubat) pada 1965. Kala itu Kahar Muzakkar ingin menghapuskan tindakan yang dilarang ajaran Islam atau disebut Revolusi Islam.

"Populasi Bissu sekarang sisa sedikit. Di Segeri (Kabupaten Pangkep) barangkali tidak ada 20. Di Bone mungkin 10-an. Di tempat-tempat lain juga sedikit," kata Nurhayati.

Sekarang keberadaan Bissu sangat bergantung pada masyarakat. Selama tidak lagi dibutuhkan maka Bissu secara tidak langsung akan mengalami kepunahan. Begitu pula sebaliknya, jika masih dibutuhkan maka Bissu akan terus bertahan sebagai produk kebudayaan.

"Itu saja hukum dalam budaya. Dia masih dibutuhkan itu karena dia yang mengatur strata sosialnya orang kalau kawin, dia yang tahu berapa macam kue, protokoler kerajaan," pungkasnya.




(asm/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads