Keluarga Asiah Shinta Dewi Hasibuan (43), wanita yang ditemukan tewas membusuk usai terjatuh di lift Bandara Kualanamu menceritakan kronologi peristiwa tersebut. Mereka menyesalkan sikap petugas Bandara Kualanamu selama pencarian Asiah (sebelumnya ditulis Asiyah) di malam kejadian tidak maksimal.
Raja Hasibuan, abang kandung dari Asiah mengatakan jika almarhumah datang bersama kakak kandungnya untuk mengantarkan keponakan mereka yang ingin berangkat ke Malaysia. Mereka tiba di Bandara Kualanamu sekitar pukul 19.30 WIB.
"Sebenarnya begini, itu kan awalnya adik saya, adik kandung saya. Biar saya luruskan namanya Asiah Shinta Dewi Hasibuan. Jadi dia mengantar keponakan kami yang akan pergi ke Malaysia, jadi dia bersama kakaknya, adik saya juga mengantar keponakan ini ke bandara, jadi sampai di bandara itu sekitar jam 19.30 WIB," kata Raja Hasibuan saat ditemui di rumah duka, Minggu (30/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya di bandara, keduanya kemudian menemani keponakannya check-in. Setelah selesai, Asiah bersama kakaknya kemudian turun ke lantai satu dan kembali ke mobil di parkiran untuk pulang.
Ketika di mobil, keponakan tersebut menelpon Asiah dan memintanya kembali ke lokasi check-in karena ada yang ingin disampaikan. Asiah kemudian pergi sendiri, dan kakaknya yang merupakan orang tua dari keponakan tersebut menunggu di mobil.
Asiah diketahui memakai lift yang berada di sisi kiri pintu masuk Bandara Kualanamu. Saat di dalam lift sekitar pukul 20.15 WIB, Aisiah menelepon keponakan tersebut dan mengaku terjebak di dalam lift.
Itu merupakan komunikasi terakhir Asiah dengan keluarga. Keponakan Asiah kemudian menelpon orang tuanya yang menunggu di mobil dan meminta agar mengecek kondisi Asiah dengan meminta bantuan dari sekuriti Bandara Kualanamu.
"Nah yang anehnya, itu kan kami begitu, nah ini supaya berita ini jangan asal-asal ya kan, setelah kejadian itu keponakan kami itu menelpon mamaknya 'Ma itu kok Bu Ci nggak sampai-sampai, tadi dia bilang terjebak di lift, coba lah ma tolong mamak apakan ke bagian sekuriti nya," ucapnya.
Mereka kemudian bersama sekuriti mengecek ke lift yang diduga Asiah terjebak. Karena tidak ditemukan, mereka meminta agar CCTV di dalam lift diputar untuk mengetahui keberadaan isiah, namun petugas saat itu tidak mau dengan dalih banyak prosedur dan hanya menampilkan CCTV Asiah saat memasuki lift.
"Hanya sekedar begitu dilihat di lift, dilihat kosong ya nggak ada lagi udah, jadi kami minta CCTV, tapi mereka banyak prosedur atau gimana, itu kan titiknya sudah tahu, kalau titiknya di lift, jadi ngapain kita ke mana-mana lagi, harusnya CCTV buka di lift, ketahuan," ujarnya.
Raja menyebutkan, keluarga menilai upaya pencarian dari petugas saat itu tidak maksimal. Hanya sebatas mencari secara kasat mata, padahal lokasi kejadian sudah diketahui. Bahkan petugas Bandara Kualanamu membiarkan keluarga mencari sendiri hingga dini hari tanpa mereka ditemani.
"Kemudian upaya pencarian itu mereka nggak maksimal, maaf lah bukan saya mengapakan, tapi tidak maksimal, karena mereka hanya sebatas itu dan sampai dini hari hanya keluarga yang mencari tanpa ditemani mereka lagi," sebutnya.
Padahal saat itu, mereka sudah meminta agar CCTV di dalam lift diputar, namun pihak Bandara Kualanamu enggan memberikan dengan dalih banyak prosedur. Namun tiba-tiba, pasca ditemukan mayat, rekaman CCTV tersebut malah tersebar luas.
"Kemudian kita minta CCTV kan nggak diberi yang di lift itu ya, khusus di lift tidak (dikasih), entah gimana-gimana udah lah kita pun udah puyeng kan, anehnya setelah jenazah adik saya ditemukan kenapa mereka baru tayangkan itu dengan kalimat yang menyatakan kelalaian, makanya aneh kan setelah tiga hari setelah ditemukan baru ditayangkan, kenapa dari awal nggak diapakan?," ucapnya.
"Itu kan nyawa manusia, apalagi di komentar ada itu keluarga kok nggak apa, kita jangankan keluarga, peliharaan kita aja hilang kita sibuk mencari," imbuhnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya...
Raja kemudian membantah narasi yang menyebutkan jika adiknya membuka paksa pintu lift. Padahal berdasarkan CCTV yang belakangan tersebar, tangan kanan yang merupakan tangan utama adiknya sedang memegang handphone.
"Jadi yang saya sesalkan, itu kan kejadian dia naik lift itu jam 20.15 WIB, itu last contact, yang saya sesalkan di media dibilang adik saya buka paksa, tapi coba kita lihat tayangan secara seksama, dari mana orang bisa buka paksa di sini (telinga) dan tangan kiri yang bukan utama bisa membuka paksa, itu kan nggak masuk akal, nggak masuk logika kita kan," ungkapnya.
Selain itu, Raja juga menyesalkan tidak adanya penanda yang menyebutkan jika lift tersebut memiliki dua pintu. Padahal Bandara Kualanamu merupakan bandara kelas internasional, sehingga dinilai kurang memperhatikan keselamatan masyarakat.
"Kemudian lagi yang kesalnya kita di lift itu nggak diberitahu kalau misalnya ada pintu dua, kenapa nggak ada pemberitahuan baik dari luar maupun dari dalam, atau paling tidak sekelas lapangan udara kelas internasional kan safety-nya harus perfect, ini kenapa nggak ada operator di dalam," ujarnya.
Raja meminta agar pihak berwenang mengusut tuntas masalah tersebut. Sehingga jelas duduk perkaranya.
"Dalam kesempatan ini juga kita meminta kepada pihak berwenang agar mengusut tuntas masalah ini agar terang benderang," tutupnya.
Simak Video "Video: Heboh Oknum Polisi Palak Pemotor Wanita, Ini Kata Polrestabes Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(dpw/dpw)