Anak berusia 3 tahun yang melihat ibunya dimutilasi oleh ayahnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Saat ini, anak itu dalam pengawasan sejumlah lembaga seperti Polres Humbang Hasundutan (Humbahasa), Dinas PMDP2A dan Dinsos Kabupaten Humbahas
"Ya benar. Tadi Polres Humbahas, Dinas PMDP2A dan Dinsos Kabupaten Humbahas serta Kemensos RI melakukan pemantauan psikologis terhadap anak korban," kata Kapolres Humbahas, AKBP Achmad Muhaimin, dikonfirmasi Selasa (15/11/2022).
Achmad mengatakan dari hasil pemantauan pihaknya, anak tersebut disebut masih dalam keadaan baik. Pemantauan terhadap anak itu pun terus dilakukan ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil pemantauan terhadap anak tersebut masih dalam keadaan baik. Pemantauan (kedepan) akan dilakukan oleh Dinas PMDP2A dan Dinsos Kabupaten Humbahas," ujar Achmad.
Sekedar untuk diketahui, peristiwa sadis itu terjadi pada Sabtu (12/11/2022) yang lalu. Hal ini terungkap saat warga melihat HM membawa sebuah karung.
"Saat itu ada seorang saksi melihat pelaku membawa karung ke belakang rumah dan membakarnya," kata Kapolres Humbahas AKBP Achmad Muhaimin, Sabtu (12/11/2022).
Saat itu warga yang curiga kemudian mengecek tumpukan yang dibakar oleh HM. Ternyata, saat itu HM membakar bagian kaki dari istrinya.
"Saksi melihat ada dua potong kaki manusia dan langsung melaporkan ke kami," sebut Achmad.
Pelaku HM kepada warga mengakui telah membunuh istrinya. Namun dia tidak mengungkap alasan kenapa dia melakukan aksinya itu.
Polisi yang datang ke lokasi pun kemudian menangkap HM. Polisi pun mengamankan sejumlah barang bukti dari peristiwa itu.
Polisi mengatakan motif pembunuhan ini karena sakit hati. HM disebut sakit hati karena korban sering mengucapkan kata kasar kepadanya.
"Motif sementara sakit hati dengan istri. Pengakuan pelaku, beberapa kali istri ini melontarkan kata-kata kasar. Tapi ini masih didalami," kata Kasat Reskrim Polres Humbahas Iptu Maruli Purba Tanjung, Minggu (13/11/2022).
Maruli mengatakan, saat ini pihaknya masih akan mencocokkan keterangan pelaku dengan bukti yang didapatkan di tempat kejadian perkara (TKP). Polisi juga masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara Medan.
Terkait kejiwaan dari HM, Maruli mengatakan memang HM pernah dirawat karena persoalan kejiwaan.
"Tapi itu tahun 2004, pelaku sempat dirawat di rumah sakit jiwa di Medan. Tapi setelah itu tidak lagi. Namun, pengakuan pelaku membunuh istrinya secara sadar dan tiba - tiba," ujarnya.
(dhm/bpa)